Saturday, February 21, 2009

ayah dua anak

Laki-laki tua itu, adalah seorang ayah dari
dua anak. Dulu di rumah yang ditinggalinya
hingga kini, dia hidup berbahagia dengan istri
dan kedua anaknya. Namun, semenjak istri yang
disayanginya meninggal, dan kedua anaknya
beranjak dewasa, maka hiduplah dia sendiri.

Meski demikian, tentu saja anak-anaknya sesekali
berkunjung ke rumah sang ayah. Sehingga komunikasi
diantara ketiganya tidak terputus.

Dua anak ayah ini, sama-sama bekerja sebagai
pedagang di kota. Anak pertama berdagang es
kelapa muda, sedangkan yang kedua menjual
minuman sekoteng untuk menyambung hidupnya.

Ayah yang sangat menyayangi kedua anaknya ini,
sering sekali memikirkan nasib anak-anaknya.
Ketika musim hujan tiba, dia bingung memikirkan
dagangan es kelapa muda anaknya yang sepi pembeli.
Begitu pula ketika musimnya matahari terik,
dia mengkhawatirkan minuman sekoteng yang dijual
anaknya yang lain, tak laku dijual.

Saking seringnya memikirkan kemungkinan-kemungkinan
itu, akhirnya ayah jatuh sakit. Kian hari, seiring pergantian cuaca,
sakitnya pun bertambah parah.

Kedua anaknya, akhirnya membawa sang ayah berobat
ke dokter. Namun, ternyata dokter menyerah.
Sebab fisik ayah, sebenarnya tak menderita
sakit apapun.

Di tengah perjalanan pulang dari klinik dokter,
ayah dan kedua anaknya itu bertemu dengan
seorang bijak.
"Sakit apa pak?" tanya si bijak.
Kemudian, ayah menceritakan tentang segala
kekhawatiran akan nasib kedua anaknya.

Mendengar cerita ayah, si bijak lalu
memberi nasehat:

"Kalau begitu, bapak perlu mengubah cara
pandang bapak. Saat musim dingin, coba
pikirkan betapa banyak pembeli yang menyerbu warung
sekoteng putra bapak yang berjualan sekoteng.

Lalu saat cuaca menyengat, cobalah untuk
membayangkan bergelas-gelas es kelapa muda yang
dijual putra bapak yang satunya lagi,
habis terjual!"

Semenjak itu, sang ayah berusaha membalik pola
berpikirnya menurut nasehat si bijak.
Hasilnya, kondisi ayah mulai membaik. Bahkan kini,
dialah yang sering datang ke kota,
mengunjungi kedua anaknya. Tentu saja,

sambil membawa 'semangat' untuk anak-anaknya.
Sehingga, kedua anaknya makin giat berdagang
dan usaha mereka pun semakin maju.

"Keindahan selalu muncul saat manusia berpikir positif"

Semoga keindahan itu dapat dibagi dengan orang lain.

Amiin.

No comments: