Joy to the World the Christ has come.....
Alunan Mariah Carey menyanyikan lagu natal menggema di apartemenku yang sempit.
Aku tidak pernah suka suara MC yang melengking tinggi, tapi hari ini aku ingin menikmati lagu natal dan ingin berteriak.
Namun setiap lagu yang mengalun membawa kenangan bergulir di depan mataku.
Setiap lagu yang gembira, terlebih yang begitu syahdu.... Aku ikut bernyanyi, berteriak tapi sambil menangis sesegukan.
Setiap lagu mengingatkanku pada mama, yang pasti saat-saat ini sudah mulai membuat kue nastar, atau mulai mengumpulkan hiasan natal... persiapan natal.
ah semakin aku menyanyikan lagu-lagu itu semakin aku menangis...
teringat aku selalu berlatih paduan suara dan menyanyi untuk malam natal dengan bimbingan oma Poel...yang juga sudah tiada.
Mama, oma Poel kerinduanku pada kalian meledak hari ini, hanya karena aku memutar lagu Natal...
Betapa kerinduan itu aku tekan sebisa mungkin untuk tidak keluar...dan hari ini aku nyatakan adalah hari untuk menikmati lagu natal dan menangis.
Hari khusus untuk menangis :(
03-12-2013
Tuesday, December 03, 2013
Tuesday, September 17, 2013
Verhelen
Gara-gara tidur siang yang cukup lama, aku bertemu mama lagi. Kali ini kulihat mukanya dari arah belakang samping.
Ceritanya aneh... seperti aku mau pergi ke perayaan Natal tapi aku mau masak ini itu, lalu siapa yang mau antar dsb nya. Dalam mimpi itu aku tahu bahwa aku punya papa tiri, karena papa kandungku sudah meninggal. Dan aku bertanya pada mama, seperti apa papa kandungku itu. Dan di situ mama menjawab. DALAM BAHASA BELANDA bla bla bla, tapi ada satu kata yang masih aku ingat sampai waktu aku terbangun yaitu Verhelen. Dalam mimpi itu aku seakan mengerti pembicaraan mama bahwa mama menyampaikan kira-kira seperti ini:
Ntahlah mel, dia seperti apa. Aku pun tidak mengerti. Setiap orang punya sesuatu yang disembunyikan.
Dan setelah terbangun aku mengecek arti kata verhelen itu, dan ternyata benar artinya : menyembunyikan :
Yang kurasa aneh, aku ingat benar bahwa mama bicara bahasa belanda dan artinya intinya adalah menyembunyikan. Ternyata selain bahasa Indonesia, Inggris dan Jepang, aku sudah bisa bermimpi juga dengan bahasa Belanda :D
Tapi aku juga senang bertemu mama... meskipun aku tahu wajah yang kulihat bukan wajah mama, tapi hatiku menyatakan itu mama :)
Ceritanya aneh... seperti aku mau pergi ke perayaan Natal tapi aku mau masak ini itu, lalu siapa yang mau antar dsb nya. Dalam mimpi itu aku tahu bahwa aku punya papa tiri, karena papa kandungku sudah meninggal. Dan aku bertanya pada mama, seperti apa papa kandungku itu. Dan di situ mama menjawab. DALAM BAHASA BELANDA bla bla bla, tapi ada satu kata yang masih aku ingat sampai waktu aku terbangun yaitu Verhelen. Dalam mimpi itu aku seakan mengerti pembicaraan mama bahwa mama menyampaikan kira-kira seperti ini:
Ntahlah mel, dia seperti apa. Aku pun tidak mengerti. Setiap orang punya sesuatu yang disembunyikan.
Dan setelah terbangun aku mengecek arti kata verhelen itu, dan ternyata benar artinya : menyembunyikan :
Yang kurasa aneh, aku ingat benar bahwa mama bicara bahasa belanda dan artinya intinya adalah menyembunyikan. Ternyata selain bahasa Indonesia, Inggris dan Jepang, aku sudah bisa bermimpi juga dengan bahasa Belanda :D
Tapi aku juga senang bertemu mama... meskipun aku tahu wajah yang kulihat bukan wajah mama, tapi hatiku menyatakan itu mama :)
- verhelen
maskeren, verhullen, verstoppen, verzwijgen, verbergen, verbloemen
Gevonden op http://www.woorden-boek.nl/woord/verhelen -
verhelen
Def.: verbergen, verzwijgen
Gevonden op http://www.encyclo.nl/lokaal/10880 -
verhelen
Def.: één geheel worden (bijvoorbeeld een zandbank tegen de kust).
Gevonden op http://www.encyclo.nl/lokaal/10880 -
VERHELEN
1) Achterhouden 2) Bewimpelen 3) Cacheren 4) Camoufleren 5) Niet openbaren 6) Verbergen 7) Verbloemen 8) Verdoezelen 9) Versteken 10) Verzwijgen
Gevonden op http://www.mijnwoordenboek.nl/puzzelwoordenboek/VERHELEN/1
Tuesday, April 30, 2013
Debu
Bukan debu bahasa Indonesia tapi bahasa Jepang, yang berarti Ndut! (Gemuk, gendut). Kata ini merupakan bahasa ejekan yang biasa dipakai untuk menyakiti hati orang lain. Dan kata ini sering diterima anakku. Memang kenyataan bahwa badannya besar, sampai pemda merasa perlu untuk memeriksa kesehatan anakku. Hasilnya: semua sehat, hanya berat badan berlebih. Dan aku memang tidak bisa berkata apa-apa lagi karena aku juga "debu".
Tadi pagi dia minta aku menulis ke gurunya untuk membebaskan dia dari kewajiban mengikuti pelajaran olah raga. Sekolahnya akan mengadakan acara Olahraga nanti tanggal 1 Juni, sehingga hampir setiap hari dipakai untuk berlatih dan mempersiapkan acara itu. Dan anakku harus lari 100 m. Aku tahu dia tidak suka menjadi yang terakhir, dan kami berdua menetapkan bahwa dia HARUS tetap ikut olahraga. Karena tidak baik berlari dari kenyataan. Bahwa hasilnya jelek, itu apa boleh buat.
Dia menangis di kamar. Lalu aku dekati dia. Bertanya kenapa dia menangis. Apakah dia ditertawakan dan diejek teman-temannya? Ternyata memang ada SATU teman yang mengatai dia "Debu", dan teman ini memang selama 4 tahun belum pernah sekelas dengan R. Lalu aku katakan, "Oh si HG yang selalu menjadi masalah di kelas? Apakah dia pintar bahasa dan matematika?" Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Kita harus bisa menerima kekurangan kita, tapi dengan mengasah kelebihan kita. Tidak ada manusia yang 100 oersen bisa semua. Tidak ada manusia yang sempurna. Tapi manusia juga tidak boleh lari dari kenyataan bahwa dia bukan manusia yang sempurna.
Setelah berbicara sekitar 15 menit, akhirnya anakku punya semangat lagi untuk ke sekolah. Dan yang membanggakan dia berkata, "Kalau si HG mengatai aku sampai tiga kali, kali ke empat aku akan pukul dia!"
"Yesss... pukul saja! TAPI kalau dia ejek... kalau tidak ya tidak usah. Kamu anak kristen. Kamu harus ingat kata Yesus bahwa ... Jika kamu dipukul pipi kirimu, berikanlah juga pipi kananmu. Sedapat mungkin bersabarlah nak..."
Semoga Roh Kudus menerangi anakku hari ini, dan dapat bersabar menghadapi semua ejekan.
Tadi pagi dia minta aku menulis ke gurunya untuk membebaskan dia dari kewajiban mengikuti pelajaran olah raga. Sekolahnya akan mengadakan acara Olahraga nanti tanggal 1 Juni, sehingga hampir setiap hari dipakai untuk berlatih dan mempersiapkan acara itu. Dan anakku harus lari 100 m. Aku tahu dia tidak suka menjadi yang terakhir, dan kami berdua menetapkan bahwa dia HARUS tetap ikut olahraga. Karena tidak baik berlari dari kenyataan. Bahwa hasilnya jelek, itu apa boleh buat.
Dia menangis di kamar. Lalu aku dekati dia. Bertanya kenapa dia menangis. Apakah dia ditertawakan dan diejek teman-temannya? Ternyata memang ada SATU teman yang mengatai dia "Debu", dan teman ini memang selama 4 tahun belum pernah sekelas dengan R. Lalu aku katakan, "Oh si HG yang selalu menjadi masalah di kelas? Apakah dia pintar bahasa dan matematika?" Setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Kita harus bisa menerima kekurangan kita, tapi dengan mengasah kelebihan kita. Tidak ada manusia yang 100 oersen bisa semua. Tidak ada manusia yang sempurna. Tapi manusia juga tidak boleh lari dari kenyataan bahwa dia bukan manusia yang sempurna.
Setelah berbicara sekitar 15 menit, akhirnya anakku punya semangat lagi untuk ke sekolah. Dan yang membanggakan dia berkata, "Kalau si HG mengatai aku sampai tiga kali, kali ke empat aku akan pukul dia!"
"Yesss... pukul saja! TAPI kalau dia ejek... kalau tidak ya tidak usah. Kamu anak kristen. Kamu harus ingat kata Yesus bahwa ... Jika kamu dipukul pipi kirimu, berikanlah juga pipi kananmu. Sedapat mungkin bersabarlah nak..."
Semoga Roh Kudus menerangi anakku hari ini, dan dapat bersabar menghadapi semua ejekan.
Thursday, April 25, 2013
Berbuat Baik
Kemarin ada seseorang teman yang menulis, "Sudahkah Anda berbuat baik hari ini?" Dan kujawab.... "Belum, seharian di rumah saja sih..."
Lalu kupikir ya kalau di rumah saja, tidak berinteraksi dengan orang lain, bagaimana bisa berbuat baik?
Tiba-tiba malam hari, tukang koranku mengebel untuk menagih uang langganan. Waktu kubuka pintu, hujan sudah membasahi semua lantai di teras lantai 4. Wah hujan lebat.
"Wah hujan, gokurosama..."
"Iya tiba-tiba saja....."
Lalu kubayar dia. "Kamu tidak bawa kappa (jas hujan)"
"Tidak... saya sangka hari ini sudah tidak akan hujan.... Mau ambil ke kantor jauh sih"
"Waduh kalau tidak ada jas hujan kan bisa basah kuyub...." Sedangkan dia membawa kertas-kertas pembungkus koran bekas yang harus dibagikan.
Lalu aku teringat ada jas hujan murah yang kubeli untuk persediaan jika terpaksa naik sepeda dalam hujan. Ukuran dewasa.
"Sebentar ya, mungkin ada jas hujan 100- yen an..."
"Tidak usah Miyashita san..."
Dan ketemu! Kuberikan padanya, dan berkata, "Tidak usah kembalikan karena itu murah kok... hanya 100 yen (padahal lebih dari 100 yen sekitar 500 yen...tapi aku tahu kalau tidka kubilang begitu dia tidak mau terima)
Sambil tersenyum dia mengucapkan terima kasih....
Ah, aku sudah berbuat kebaikan malam ini. Senang rasanya...
Baru setelah kututup pintu kubayangkan jika anakku bekerja part time menjadi loper koran di kemudian hari... lalu mengalami hal yang sama, tiba-tiba kehujanan....
Lalu Kai berkata....
"Emang berapa harganya...."
"100 yen"
"100 yen kan mahal...."
"Tidak mahal... tapi yang penting dia perlu....
Kita harus berbuat baik kepada siapa saja. Sehingga orang juga akan baik kepada kita... atau kepada anak-anak kita.
Lalu Riku berkata, "Iya aku tahu... harus selalu berusaha berbuat baik kan?"
Riku yang pemurah
Kai yang pelit dan kritis
ANak-anakku yang akan menghadapi hidup di masa depan yang lebih sulit lagi
Sudahkah Anda berbuat baik hari ini?
Lalu kupikir ya kalau di rumah saja, tidak berinteraksi dengan orang lain, bagaimana bisa berbuat baik?
Tiba-tiba malam hari, tukang koranku mengebel untuk menagih uang langganan. Waktu kubuka pintu, hujan sudah membasahi semua lantai di teras lantai 4. Wah hujan lebat.
"Wah hujan, gokurosama..."
"Iya tiba-tiba saja....."
Lalu kubayar dia. "Kamu tidak bawa kappa (jas hujan)"
"Tidak... saya sangka hari ini sudah tidak akan hujan.... Mau ambil ke kantor jauh sih"
"Waduh kalau tidak ada jas hujan kan bisa basah kuyub...." Sedangkan dia membawa kertas-kertas pembungkus koran bekas yang harus dibagikan.
Lalu aku teringat ada jas hujan murah yang kubeli untuk persediaan jika terpaksa naik sepeda dalam hujan. Ukuran dewasa.
"Sebentar ya, mungkin ada jas hujan 100- yen an..."
"Tidak usah Miyashita san..."
Dan ketemu! Kuberikan padanya, dan berkata, "Tidak usah kembalikan karena itu murah kok... hanya 100 yen (padahal lebih dari 100 yen sekitar 500 yen...tapi aku tahu kalau tidka kubilang begitu dia tidak mau terima)
Sambil tersenyum dia mengucapkan terima kasih....
Ah, aku sudah berbuat kebaikan malam ini. Senang rasanya...
Baru setelah kututup pintu kubayangkan jika anakku bekerja part time menjadi loper koran di kemudian hari... lalu mengalami hal yang sama, tiba-tiba kehujanan....
Lalu Kai berkata....
"Emang berapa harganya...."
"100 yen"
"100 yen kan mahal...."
"Tidak mahal... tapi yang penting dia perlu....
Kita harus berbuat baik kepada siapa saja. Sehingga orang juga akan baik kepada kita... atau kepada anak-anak kita.
Lalu Riku berkata, "Iya aku tahu... harus selalu berusaha berbuat baik kan?"
Riku yang pemurah
Kai yang pelit dan kritis
ANak-anakku yang akan menghadapi hidup di masa depan yang lebih sulit lagi
Sudahkah Anda berbuat baik hari ini?
Friday, April 05, 2013
Kurt Vonnegut
I write like
Kurt Vonnegut
Kurt Vonnegut
I Write Like by Mémoires, journal software. Analyze your writing!
In his book Bagombo Snuff Box: Uncollected Short Fiction, Vonnegut listed eight rules for writing a short story:
- Use the time of a total stranger in such a way that he or she will not feel the time was wasted.
- Give the reader at least one character he or she can root for.
- Every character should want something, even if it is only a glass of water.
- Every sentence must do one of two things—reveal character or advance the action.
- Start as close to the end as possible.
- Be a Sadist. No matter how sweet and innocent your leading characters, make awful things happen to them—in order that the reader may see what they are made of.
- Write to please just one person. If you open a window and make love to the world, so to speak, your story will get pneumonia.
- Give your readers as much information as possible as soon as possible. To hell with suspense. Readers should have such complete understanding of what is going on, where and why, that they could finish the story themselves, should cockroaches eat the last few pages.
Dan nomor 7 & 8 itu aku banget!!! :D
Wednesday, February 20, 2013
Sejarah Nina Bobo
Sejarah Nama NINA pada lagu NINA BOBO
Pasti anda penasaran dengan nama nina pada lagu "Nina Bobo". Nina adalah anak blasteran Indonesia-Belanda yang lahir pada tahun 1871, nama lengkapnya Nina itu adalah Helelina Mustika Van Rodjnik. Ibunya orang jawa yang bernama Mustika dan bekerja sebagai seorang penari, bapaknya orang Belanda yang bernama Van Rodjnik dan bekerja sebagai Kapten.
Sejak kecil Helelina memang sangat sulit untuk tertidur, setiap mau tidur pasti saja dia menangis dan berontak-berontak. Nah buat mancing si Helelina buat tidur, ibu Mustika pun menciptakan suatu senandung nada. Lama kelamaan Helelina pun semakin terbiasa dengan senandung tersebut dan tidak akan tertidur sebelum senandung itu dinyanyikan. Karena kebiasaan ini Kapten Van Rodjnik menyuruh istrinya agar sekalian menciptakan lirik penenang agar Helelina dan Van Rodjnik bisa saling mengerti. Berhubung di rumahnya Helelina banyak nyamuk, maka dibuatlah liriknya sesuai dengan apa yang kita ketahui saat ini.
Di tahun 1875 Helelina mulai sakit - sakitan sejenis demam gitu, setiap malam dia selalu menangis. Sakitnya Helelina berkepanjangan dan pada akhirnya pada awal tahun 1878 Helelina pun meninggal di usianya yang ke-6, ibunya tidak bisa menerima kepergian Helelina. Seminggu setelah kepergian Helelina Kapten Van Rodjnik mendapati istrinya *Mustika* sedang menyanyikan lagu "Nina Bobo" itu di kamar mandi yang saranya menggema kencang.
Setelah di tanya Kapten, si istrinya bilang kalau dia mendengar suara Nina menangis disana dan dengan inisiatif dia menyanyikan lagu tersebut. Karena masih sedih ibu Mustika sering kali menyanyikan lagu itu bertahun-tahun di tempat yang sama hingga pada akhirnya pada tahun 1929 ia meninggal dunia. Setelah kematian Helelina dan bu Mustika, kini Kapten Van Rodjnik tinggal sendiri, pernah dia mendapati beberapa suara bayi nangis hingga akhirnya semua itu terbawa kedalam mimpi si Kapten. Hingga pada puncaknya di suatu malam si Kapten mendengar kembali tangisan anak kecil namun dia hiraukan begitu saja. Ketika tengah malem dia dibangunkan oleh anak kecil usia 6 tahun *mungkin Helelina* dan berkata "Papa.. ko papa ga nyanyiin buat Nina?" Sejak malam itu pikiran si Kapten terganggu dan kerap kali ia menyanyikan senandung lagu tersebut agar bisa menenangkan tangisan Helelina. bertahun-tahun ia menyanyikan senandung tersebut dikamarnya hingga akhir hayatnya.
sumber: http://www.sik-asik.com/2013/ 02/ inilah-sejarah-nama-nina-pada-l agu-nina.html
Pasti anda penasaran dengan nama nina pada lagu "Nina Bobo". Nina adalah anak blasteran Indonesia-Belanda yang lahir pada tahun 1871, nama lengkapnya Nina itu adalah Helelina Mustika Van Rodjnik. Ibunya orang jawa yang bernama Mustika dan bekerja sebagai seorang penari, bapaknya orang Belanda yang bernama Van Rodjnik dan bekerja sebagai Kapten.
Sejak kecil Helelina memang sangat sulit untuk tertidur, setiap mau tidur pasti saja dia menangis dan berontak-berontak. Nah buat mancing si Helelina buat tidur, ibu Mustika pun menciptakan suatu senandung nada. Lama kelamaan Helelina pun semakin terbiasa dengan senandung tersebut dan tidak akan tertidur sebelum senandung itu dinyanyikan. Karena kebiasaan ini Kapten Van Rodjnik menyuruh istrinya agar sekalian menciptakan lirik penenang agar Helelina dan Van Rodjnik bisa saling mengerti. Berhubung di rumahnya Helelina banyak nyamuk, maka dibuatlah liriknya sesuai dengan apa yang kita ketahui saat ini.
Di tahun 1875 Helelina mulai sakit - sakitan sejenis demam gitu, setiap malam dia selalu menangis. Sakitnya Helelina berkepanjangan dan pada akhirnya pada awal tahun 1878 Helelina pun meninggal di usianya yang ke-6, ibunya tidak bisa menerima kepergian Helelina. Seminggu setelah kepergian Helelina Kapten Van Rodjnik mendapati istrinya *Mustika* sedang menyanyikan lagu "Nina Bobo" itu di kamar mandi yang saranya menggema kencang.
Setelah di tanya Kapten, si istrinya bilang kalau dia mendengar suara Nina menangis disana dan dengan inisiatif dia menyanyikan lagu tersebut. Karena masih sedih ibu Mustika sering kali menyanyikan lagu itu bertahun-tahun di tempat yang sama hingga pada akhirnya pada tahun 1929 ia meninggal dunia. Setelah kematian Helelina dan bu Mustika, kini Kapten Van Rodjnik tinggal sendiri, pernah dia mendapati beberapa suara bayi nangis hingga akhirnya semua itu terbawa kedalam mimpi si Kapten. Hingga pada puncaknya di suatu malam si Kapten mendengar kembali tangisan anak kecil namun dia hiraukan begitu saja. Ketika tengah malem dia dibangunkan oleh anak kecil usia 6 tahun *mungkin Helelina* dan berkata "Papa.. ko papa ga nyanyiin buat Nina?" Sejak malam itu pikiran si Kapten terganggu dan kerap kali ia menyanyikan senandung lagu tersebut agar bisa menenangkan tangisan Helelina. bertahun-tahun ia menyanyikan senandung tersebut dikamarnya hingga akhir hayatnya.
sumber: http://www.sik-asik.com/2013/
Monday, January 28, 2013
Mimpi Tersambung
Aku pernah menulis mengenai mimpiku tentang Mama yang mengajak aku ke Bank untuk ambil duit 400$ di dua posting sebelum ini, dan ternyata itu ada "benar"nya.
Waktu mudik kemarin kami nyekar dua kali ke kolumbarium mama, dan terhanyut oleh suasana, papa terdiam di barisan kursi paling depan.
Dan dengan terisak berkata, "Mama sudah damai... sudah pergi.... dia sempat peluk aku dalam mimpi".
Aku dan novi memeluk papa dari belakang, lalu aku berkata, "Iya mama akhir-akhir ini tak datang lagi di mimpiku. Terakhir aku mimpi, mama bilang sesuatu tentang hutang kepada papa 400$....."
Lalu papa berkata:
"400 ribu... Aku yang berhutang sama mama. Mama punya koin uang luar negeri di kamar mandi. Lalu aku suruh simpan, nanti aku ganti deh pakai rupiah, itu kira-kira 400 ribu. Tapi aku belum kasih uang rupiahnya mama sudah meninggal...."
Entah, benar atau tidak cuma aku heran mengapa angkanya 400 dan jelas sekali mengenai uang. Dan bahwa itu merupakan kejadian benar yang masuk ke dalam mimpiku.
Ini merupakan mimpi kedua yang tersambung, atau yang beralasan yang aku alami akhir-akhir ini.
Sepertinya akan banyak lagi mimpi yang akan kutuliskan di sini?
Entahlah.....
Waktu mudik kemarin kami nyekar dua kali ke kolumbarium mama, dan terhanyut oleh suasana, papa terdiam di barisan kursi paling depan.
Dan dengan terisak berkata, "Mama sudah damai... sudah pergi.... dia sempat peluk aku dalam mimpi".
Aku dan novi memeluk papa dari belakang, lalu aku berkata, "Iya mama akhir-akhir ini tak datang lagi di mimpiku. Terakhir aku mimpi, mama bilang sesuatu tentang hutang kepada papa 400$....."
Lalu papa berkata:
"400 ribu... Aku yang berhutang sama mama. Mama punya koin uang luar negeri di kamar mandi. Lalu aku suruh simpan, nanti aku ganti deh pakai rupiah, itu kira-kira 400 ribu. Tapi aku belum kasih uang rupiahnya mama sudah meninggal...."
Entah, benar atau tidak cuma aku heran mengapa angkanya 400 dan jelas sekali mengenai uang. Dan bahwa itu merupakan kejadian benar yang masuk ke dalam mimpiku.
Ini merupakan mimpi kedua yang tersambung, atau yang beralasan yang aku alami akhir-akhir ini.
Sepertinya akan banyak lagi mimpi yang akan kutuliskan di sini?
Entahlah.....
Subscribe to:
Posts (Atom)