Sunday, November 20, 2011

Kakak Terbaik

Roy Angel adalah pendeta miskin yang memiliki kakak seorang milyuner. Pada tahun 1940, ketika bisnis minyak bumi sedang mengalami puncak, kakaknya menjual padang rumput di Texas pada waktu yang tepat dengan harga yang sangat tinggi.

Seketika itu kakak Roy Angel menjadi kaya raya. Setelah itu kakak Roy Angel menanam saham pada perusahaan besar dan memperoleh untung yang besar. Kini dia tinggal diapartemen mewah di New York dan memiliki kantor di Wallstreet. Seminggu sebelum Natal, kakaknya menghadiahi Roy Angel sebuah mobil baru yang mewah dan mengkilap.

Suatu pagi seorang anak gelandangan menatap mobilnya dengan penuh kekaguman. “Hai.. nak” sapa Roy Anak itu melihat pada Roy dan bertanya “Apakah ini mobil Tuan?” “Ya,” jawab Roy singkat. “Berapa harganya Tuan?” “Sesungguhnya saya tidak tahu harganya berapa”. “Mengapa Tuan tidak tahu harganya, bukankan Tuan yang punya mobil ini?” Gelandangan kecil itu bertanya penuh heran.

“Saya tidak tahu karena mobil ini hadiah dari kakak saya”

Mendengar jawaban itu mata anak itu melebar dan bergumam,”Seandainya…. seandainya…” Roy mengira ia tahu persis apa yang didambakan anak kecil itu, “Anak ini pasti berharap memiliki kakak yang sama seperti kakakku”.Ternyata Roy salah menduga, saat anak itu melanjutkan kata-katanya: Seandainya… seandainya saya dapat menjadi kakak seperti itu..” Dengan masih terheran-heran Roy mengajak anak itu berkeliling dengan mobilnya. Anak itu tak henti-henti memuji keindahan mobilnya.

Sampai satu kali anak itu berkata,”Tuan bersediakah Tuan mampir ke rumah saya ? Letaknya hanya beberapa blok dari sini”. Sekali lagi Roy mengira dia tahu apa yang ingin dilakukan anak ini. “Pasti anak ini ingin memperlihatkan pada teman-temannya bahwa ia telah naik mobil mewah” pikir Roy. “OK, mengapa tidak”, kata Roy sambil menuju arah rumah anak itu.Tiba di sudut jalan si anak gelandangan memohon pada Roy untuk berhenti sejenak, “Tuan, bersediakah Tuan menunggu sebentar? Saya akan segera kembali”

Anak itu berlari menuju rumah gubuknya yang sudah reot. Setelah menunggu hampir sepuluh menit, Roy mulai penasaran apa yang dilakukan anak itu dan keluar dari mobilnya, menatap rumah reot itu. Pada waktu itu ia mendengar suara kaki yang perlahan-lahan. Beberapa saat kemudian anak gelandangan itu keluar sambil menggendong adiknya yang lumpuh.

Setelah tiba di dekat mobil anak gelandangan itu berkata pada adiknya: “Lihat… seperti yang kakak bilang padamu. Ini mobil terbaru. Kakak Tuan ini menghadiahkannya pada Tuan ini. Suatu saat nanti kakak akan membelikan mobil seperti ini untukmu, jadi adiku tersayang, aku mau kamu jangan sedih, karena kakak mulai dari sekarang akan menabung dan bila kita sudah dewasa nanti kakak akan membelikan kamu sebuah mobil yang bagus. Kamu tidak akan lagi duduk di rumah sendiri, kakak akan antar kamu keliling kota melihat pemandangan yang indah ya" Anak itu memeluk adiknya yang cacat dengar tetes air mata kasih. "Adik aku begitu mencintaimu" sang adik yang lumpuh itu memeluk erat kakaknya dengan mata penuh cinta. Oh alangkah indahnya. .

Bukan karena keinginan seorang anak gelandangan yang hendak menghadiahkan mobil mewah untuk adiknya yang membuat Roy tak dapat menahan haru pada saat itu juga, tetapi karena ketulusan kasih seorang kakak yang selalu ingin memberi yang terbaik bagi adiknya. Seandainya saya dapat menjadi kakak seperti itu.

Terkadang kita lupa dan seringkali tidak menyadari, bahwa terkadang adik sendiri atau saudara sendiri tidak pernah kita perhatikan, bahwa kita malah merasa tersaingi atau iri atau marah kepada saudara kita, padahal mereka sebenarnya membutuhkan bantuan dari kita. Mari kita mulai memberikan kasih dari emut di seberang lautan tampak tetapi gajah di depan mata tidak tampak.

Friday, November 18, 2011

Bab Terakhir

renungan dari teman FB :

Bab Terakhir
Beberapa bulan yang lalu saya membaca sebuah artikel tentang seorang wanita muda yang sukses, berusia 22 tahun, mati muda karena pesawat terbang yang ditumpanginya jatuh. Semakin saya membaca ulang artikel itu, semakin berat rasa hati saya karena dia meninggal di tengah kehidupannya yang semakin cemerlang. Yang juga membuat sedih adalah kenyataan bahwa dia meninggal sebelum menyelesaikan bab terakhir dari buku yang sedang ditulisnya……….. 
Sejauh ini apa yang sudah tertulis dalam buku Anda? Dan bagaimana akhir kisah dalam buku Anda?
Saat ini buku Anda sedang ditulis, dan Andalah pengarangnya. Setiap saat yang berlangsung, setiap hari yang muncul dan berlalu, halaman Anda sedang ditulis. Setiap kata yang Anda ucapkan, Setiap tindakan yang Anda lakukan, membentuk halaman demi halaman buku kehidupan Anda. Bagaimana kehidupan Anda dan bagaimana Anda memperlakukan orang lain juga menentukan halaman buku Anda, dari awal sampai akhir.
Tidak bisa diralat, mungkin bagian awal buku Anda belum ditulis dengan benar, karena kesalahan-kesalahan, atau keputusan yang tidak bijaksana -tetapi Anda bisa mengakhirinya sebagai sebuah bestseller, karena Anda adalah tokoh utamanya, dan Anda, dengan tindakan Anda saat ini dan nanti, akan mengontrol seperti apa jadinya bab terakhir dari buku Anda. Anda bisa menutupnya sebagai pemenang dengan melakukan hal yang Anda sukai dan tidak menganggap kehidupan Anda, dan kehidupan orang lain sebagai sebuah keniscayaan.
Sekarang mulailah dengan bab baru, bab yang akan memberi Anda dan orang lain senang ketika membacanya. Nikmatilah diri Anda seperti apa adanya dan nikmatilah apa yang Anda lakukan. Teruslah menulis dan jalanilah hidup Anda sepenuhnya…….


*********************
Hanya dari ketinggian orang dapat memandang jauh ke depan. Namun, untuk mencapai ketinggian itu orang harus menapaki satu demi satu anak tangga. Itulah perjuangannya. Orang yang mampu memandang jauh ke depan akan mampu pula memperhitungkan dengan cermat langkah-langkah menuju ke arah sana. Dan, setelah sampai ke sana maka ia akan mampu memandang lebih jauh lagi. Pandangannya ini akan bermanfaat bagi orang-orang di dekatnya atau bahkan lebih banyak lagi orang lain, selain dirinya sendiri. Sejatinya, itulah tumbuh-kembang kualitas manusia.

Friday, November 04, 2011

Pertanyaan Riku

Berapa lagu yang diciptakan Beethoven dan Mozart?
wah ngga pernah hitung sih hihihi
Jadi aku browsing dan menemukan bahwa Beethoven menciptakan
hampir 400 tapi hanya 345 yang tercatat. Mozart: 600 lagu Schubert almost 1000 lagu.
Bach 524 lagu

Wednesday, November 02, 2011

Mimpi

4 hari lalu aku memimpikan seorang sahabat hati... ternyata aku rindu padanya.
Minggu pagi lalu (30 October) aku mimpi keluarga induk semangku. Dalam mimpiku aku mendapat kamarku yang dulu di rumahnya. Ah bagaimana kabarnya ya? Apakah masih hidup?
Hari Arwah 31 October, aku mendoakan Ratij Tedjojanti yang dipanggil Tuhan karena Bom Bali 2. Istirahatlah di sana Tih...dan aku akhir-akhir ini ingin pergi ke Ebisu Garden Place, tempat kita jalan bareng!
Sore kemarin (Senin 31 October) mama telepon, dengan suara riangya, mengucapkan terima kasih untuk kirimannya. Ahh, aku memang harus lebih sering mengirimnya.
Siapa lagi yang akan kutemui malam ini ya?
Aku percaya mimpi adalah sebuah pesan dari bawah sadarku.