Saturday, June 09, 2007

kangen mama

betapa aku kangen mama...
aku ingin tanya padanya,
apakah aku waktu kecil sering membuat dia menangis?
sering membuat dia susah?
aku tidak ingat sama sekali.
yang aku tahu, dia menangis (pasti) waktu aku bilang akan menikah dengan orang jepang.
dan berarti aku akan tinggal selamanya di jepang. dan itupun aku bilang lewat telepon saja.
atau sebelumnya,
waktu aku berangkat pertama kali ke tokyo
tidak lama sebelum perayaan ke 25 th perkawinan mereka.
yang berarti aku tidak bisa hadir di acara penting itu.

Dia sering berkata, sejak aku ke tokyo, dia malas untuk membuat pesta di rumah.
karena memang aku yang selalu bantu dan arrange pesta di rumah.
sejak aku tidak ada, akhirnya kalau pesta selalu memakai catering.

tapi?
apakah aku pernah menjadi penyebab kesedihannya di waktu aku masih anak-anak?
tidak menuruti perintahnya?
tidak membantu pekerjaan di rumah?
tidak dengar nasehatnya?
atau pernahkah aku membuang makanan?
yang selalu dia tekankan untuk habiskan setiap butir nasi yang ada, karena masih banyak orang yang tidak dapat makan?
apakah aku pernah membantah, tidak belajar, tidak menurutinya.
karena dia selalu bilang, meskipun perempuan kamu harus pintar, supaya tidak menjadi pembantu, supaya tidak dibodohi laki-laki, dan supaya bisa mencari uang sendiri, sekalipun kamu akan kawin kelak?

dan aku jadi terpikir,
apakah bahagia dia dengan menikah dengan papa, dan kemudian setiap tahun melahirkan 4 anak berturut-turut?
apakah dia tidak menyesal dengan keputusannya untuk meninggalkan pekerjaan sekretarisnya yang tentunya tidak mengecewakan juga gajinya?
dia pernah bilang gajinya besar untuk jaman itu. dan semua dia tinggalkan hanya karena aku sudah ada di rahimnya.
karena dia mau konsentrasi membesarkan anaknya.
padahal,
dia juga banyak bercerita bahwa sering kekurangan uang dalam tahun-tahun pertama perkawinannya. Karena bukan keluarga kami saja yang membutuhkan uang itu.
karena sebagai keluarga asia, kita harus membantu sanak-keluarga.

dia pernah cerita, pernah menangis tidak bisa membeli bakmi ayam, pada waktu dia ngidam kehamilanku.

betapa sekarang aku ingin bertanya padanya,
apa sih yang sudah aku buat untuk membahagiakanmu mama?
pertanyaan yang selalu ada di benakku,
tapi tidak pernah terungkapkan jika berhadapan muka.
apalagi kalau berbicara lewat telepon.
karena aku tahu
aku dan dia pasti akan menangis sesegukan....

mungkin pertanyaan itu tidak perlu terlontarkan
mungkin pertanyaan itu cukup disimpan dalam hati
yang pasti
aku sangat bangga mempunyai ibu sepertimu
yang begitu sabar dalam membesarkan 4 orang anak,
dan memelihara keharmonisan dalam rumah tangga
sampai sekarang

perayaan 40 th perkawinan yang lalu
hanya merupakan momentum untuk mengenang 40 th hidup berkeluarga
tapi belum cukup
untuk mengungkapkan rasa terima kasih yang begitu besar padamu mama....

sembilan juni dua ribu tujuh
dalam kegalauan hati dan kerinduan akan suasana jakarta

No comments: