Setiap minggu malam mulai jam 17:30 kami harus ada di rumah. Karena mulai jam 5:30 ada acara TV Rakugo, permainan kata-kata yang lucu. Untuk bisa mengerti ini diperlukan pengetahuan bahasa Jepang tingkat tinggi. Dan ini acara favoritnya Riku.
Setelah itu pukul 6 ada Chibi Maruko chan dan setelah itu Sazae-san.
Cerita Chibi Maruko kemarin masih aku ingat. Maruko terharu karena kakeknya selalu mau mengantarkan barang-barang yang dia lupa bawa ke SD nya. Dan dia berdoa supaya Kakeknya hidup terus, sehingga bisa membawakan barang kelupaan terus. Dasar! BUkannya berusaha supaya tidak lupa..... Memang lucu sih pemikiran anak-anak. Dan Si Maruko chan ini pas kelas 3 SD sama dengan Riku. Jadi seakan melihat perkembangan seorang anak dan kegiatan mereka di sekolah.
Tadi pagi jam 9. Waktu aku mau mengantar Kai, aku melihat bahwa Riku lupa tas berisi uwabaki (sepatu dalam) dan baju olahraganya. Padahal tadi pagi sudah ribut bahwa hari ini tidak boleh ketinggalan. Huh dasar. Berarti aku harus mengantarkannya ke sekolah. Jadi sesudah antar Kai ke TK, aku mampir ke SD Riku.
Waaaah saat itu mereka baru mulai latihan untuk acara Hari olahraga yang akan diadakan sabtu nanti. Jadi satu sekolah berada di lapangan. Bagaimana caranya aku memberikan tas ini ke Riku???? Bingung deh. Sudah pasti aku tidak bisa melewati mereka masuk lewat pintu tengah. Jadi aku tunggu sebentar, sampai kira-kira mereka sudah mulai bubar, dan memungkinkan aku masuk tanpa terlalu ketara. Dan saat itu aku lihat Riku bergerak ke arah pintu gerbang. Dan dia bisa melihat aku berdiri di sana. Aku menunjukkan tas dan dia menunjuk ke arah kelas. OK berarti aku masuk ke kelasnya saja. Dia sepertinya dipinjamkan baju olahraga, meskipun topinya pakai topi sekolah. Tadinya aku ingin memberikan topi saja, tapi tetap tidak mungkin, tanpa terlihat orang-orang satu sekolah.
Aku masuk lewat pintu samping, dan untung aku bertemu seorang guru piket. Langsung aku utarakan maksud mengantar barang kelupaan, dan oleh guru itu aku disuruh langsung taruh saja di tempat duduk dalam kelas. Jalan menyusuri kelas yang sunyi sepi, rasanya serba salah juga.... meskipun tidak bermaksud jahat, aku merasa bersalah juga mengapa tidak mengingatkan Riku tentang tasnya.
Untung aku membawa name tag, sehingga tidak perlu menulis di buku tamu, dan aku dipercaya sebagai salah satu anggota sekolah, sehingga bisa leluasa masuk dalam kelas. Keamanan di SD Jepang itu memang sangat diperhatikan, meskipun aku pun tahu, tidak ada orang yang bermaksud jahat terhadap anak-anak ini.
Ya, sambil berjalan begini aku teringat cerita chibi maruko san kemarin, yang mendoakan supaya kakeknya panjang umur dan dapat mengantar barang kelupaannya. Riku beruntung karena aku mengantarkan barang kelupaannya, karena aku ada di rumah, teringat dan SD nya dekat. Kalau SD nya jauh, wah aku juga tidak mau antar ...pasti. hehehe
Waktu aku SD? Kelupaan? Ngga ada tuh...karena mama disiplin sekali! :D
No comments:
Post a Comment