Pagi ini tidak seperti biasanya, saya memperhatikan berita di televisi NHK. Ada dua berita menarik yang diketengahkan pagi tadi. Yang pertama tentang seorang gadis berusia 25 tahun yang bunuh diri dengan terjun dari atap sebuah departemen store terkenal di Ikebukuro. Yah, soal bunuh diri sendiri sih memang tidak menarik lagi, karena sudah terlalu banyak kasus bunuh diri di Jepang seperti yang sudah pernah saya tulis di blog juga. Yang menarik dari kasus si gadis ini ialah, dia jatuh menimpa seorang karyawan dan karyawan itu ikut meninggal. (Duh, kasihan sekali si karyawan ini...) Tentu saja kemungkinan dia jatuh menimpa seseorang itu prosentasinya sangat besar. Karena daerah tersebut adalah daerah pertokoan padat yang selalu dipenuhi konsumen. Nah yang menarik lagi disebutkan bahwa polisi mengirimkan berkas perkara ini ke jaksa 書類送検 untuk diperiksa dengan tuduhan 重過失致死容疑 (dakwaan kesalahan berat yang membuat orang meninggal), dan kalau memang terbukti biasanya akan dibawa ke pengadilan. Nah loh.... mendengar berita itu saya langsung membayangkan, seandainya sampai di pengadilan.... si terdakwa sudah meninggal kan... arwahnya? hihihi atau yang paling menyedihkan apakah harus diwakili oleh keluarganya entah itu ibu/bapak/saudara? Saya bisa bayangkan betapa tersiksanya si orang tua, sudah kehilangan anak gadisnya, masih harus menanggung malu dan dosa di dunia. Makanya kalau mau bunuh diri lihat-lihat tempat dulu deh.... jangan bikin dosa sampai dobel gitu. (Tapi kalau dipikir masih mending cuman satu korbannya, dibanding peristiwa di Amerika penembak yang membabi-buta membunuh begitu banyak orang sebelum dia bunuh diri... dosanya ngga kehitung deh)
Berita kedua masih mengenai hukum adalah mengenai seorang karyawati yang sedang naik sepeda dalam kecepatan tinggi (untuk sepeda yaitu sekitar 30-40 km, karena turunan) menabrak seorang nenek yang hendak menyeberang dan si nenek itu meninggal. Untuk karyawati itu polisi mengirim berkas ke jaksa dengan tuduhan melakukan kesalahan dalam dinas/pekerjaan yang mengakibatkan orang mati 業務上過失致死. Tuduhan ini paling sering di dengar di televisi Jepang untuk kasus kecelakaan kendaraan bermotor yang menyebabkan orang meninggal. Seperti misalnya kasus seorang ibu yang menabrak anaknya sendiri waktu memundurkan mobil sampai meninggal, juga terkena tuduhan ini.... Kembali ke kasus sepeda, memang saya sendiri merasa bahwa pengendara sepeda di Tokyo terutama kurang berhati-hati. Siapa saja.... ibu-ibu naik sepeda tidak pernah perhatikan belakangnya waktu ganti jalur. Ganti jalur dengan seenak perut dan kadang rem mendadak. Anak muda baik laki-laki atau perempuan apalagi. Sambil bersepeda, masih sempat untuk menelepon atau mengirim mail dengan ponselnya. Dan kelakuan pengendara sepeda ini akan terlihat kalau kita menyetir mobil...duh mengerikan. Saya juga bersepeda, bahkan dengan membonceng anak. Tapi karena saya tahu sendiri ketidakmampuan saya menjaga keseimbangan (balance) maka saya tidak pernah mau ngebut dalam bersepeda. Wong mau nari aja ngga bisa kok, kaki ke mana, tangan ke mana.....
No comments:
Post a Comment