panas,,,nas ,,,nass
Hari ini Gen ambil libur, dan kemarin malam kita putuskan untuk pergi ke Laut/pantai. Dan aku bilang kalau mau ke pantai musti berangkat jam 5 pagi. So, bangun jam 5...eh hampir setengah 6. Tapi begitu liat TV, ada berita bahwa akibat gempa bumi besar di Peru, maka diperkirakan ada tsunami di pantai laut pasifik, di seluruh Jepang. Memang perkiraan tingginya cuman 50 cm, tapi tetap aja tidak aman. So, kita berubah haluan, dari pantai kita justru ke gunung, alias pergi ke danau Yamanaka (di kaki gunung Fuji).
Rencananya aku bikin onigiri untuk dimakan di perjalanan, tapi karena riku juga konsentrasi banget untuk menggambar, akhirnya aku bilang kita sarapan di rumah aja. Makan onigiri, susis dan ham. Kita berangkat jam 7 pagi. Ke arah Yamanaka, perjalanan lancar, sehingga jam 9 an kita sudah bisa sampai di daerah gotemba. Riku dan Gen masuk danau (berenang...berendam....) dari jam 10 dan baru keluar jam 12 an. duhhhh panasnya itu rek. Aku ngga tahan tunggu di pinggir danau, so aku tunggu dalam mobil sambil buka pintu dan menikmati semilirnya angin. Lumayan bisa ketiduran juga.
Akhirnya lewat jam 12 aku panggil gen dan riku untuk pulang. Tau-tau si gen mendekati arah mobil dan minta aku beliin mineral water. Dan aku lihat kakinya berdarah...wahhh. Cepet-cepet aku beli mineral water dan handuk. Lalu kasih ke gen dan dia coba bersihkan lukanya. Katanya dia emang rasa injak sesuatu di dalam danau. danau itu emang dangkal sih, riku aja bisa berdiri padahal udah 10 meter jaraknya dari pesisir.
Lukanya gen agak menyerong, sehingga sulit untuk mengeluarkan pasir yang masuk. Akhirnya kita cari rumah sakit/klinik terdekat untuk bersihkan luka. Pas sampai di semacam puskesmas, ternyata mereka sedang istirahat siang dan akan mulai lagi jam 1:30. Tadinya kita mau cari restoran dulu untuk makan siang, tapi karena sama sekali ngga tau letak restoran di sekitar situ, dan aku dan gen belum lapar, jadi kita main-main aja di halaman psukesmasnya. Di situ ada cemacam jungle jim sehingga riku senang bisa panjat-panjat. Kita duduk-duduk sambil makan potatoe chips.
Ternyata lukanya gen cukup sulit dibersihkan. Katanya sih dia sempet jerit kesakitan waktu dokternya bersihkan luka. Tapi aku dan riku yang tunggu di luar tidak dengar apa-apa. Mungkin juga karena perhatian kita ke buku cerita yang disediakan di ruang tunggu puskesmas tersebut. Emang hebat ya di jepang, di setiap ruang tunggu sarana kedokteran pasti ada buku bacaan untuk anak-anak. Di Indonesia mana ada....
Setelah dari puskesmas, kita pergi Hotel Mount Fuji, ceritanya mau lunch di situ....eee. karena sudah lebih dari jam 2, tidak bisa katanya. hihihi dan ternyata emang semua restoran (kecuali yang franchise ya) tutup jam 2-3 an. Akhirnya kita menuju Oshino, tempat 8 mata air gunung Fuji berada. Kita parkir di suatu lapangan parkir, yang gratis kalo kita makan/atau membeli oleh-oleh di situ. Jadi deh kita makan zaru soba (mi soba jepang yang dingin) di rumah makan di situ. Hmmm ngga enak sih sebetulnya, masih enakan kalo aku yang bikin. heheheh.
Lalu kita jalan sekitar 3 menit an dari tempat itu menuju ke semacam perkampungan mata air Gunung Fuji. Ada rumah-rumah kuno dan kolam mata air yang bener-bener bening sekali airnya. Ada juga semacam tempat yang dialiri air dari lelehan salju di gunung Fuji. dingin airnya... Waktu jalan sesudah melihat kolam yang dalamnya 10 meter, riku muntah di dalam pertokoan. mana aku ngga bawa plastik lagi. Jadi aku bersihkan pakai kertas pamflet dan saputangan handuk lalu buang semua di tempat sampah. Riku emang sering muntah kalau excited atau kalau kedinginan, dan itu sejak kecil. Semoga Kai ngga begitu deh.
Dari tempat Oshino Hakkai itu, kita menuju pulang lewat highway. Tapi tiba-tiba keliatan ada museum Oshino yang sedang memamerkan foto-foto tentang serangga dari fotografer jepang yang terkenal. Emang waktu makan soba, gen udah tertarik untuk ke situ. Jadi dia tanya boleh mampir? Ya sudah aku tau suamiku dan anakku ini suka serangga so... mampir deh.
Museumnya bagus, milik pemda setempat. Untuk melihat museum seluruhnya musti bayar 500 yen, tapi karena kita cuman mau lihat pameran khusus, cukup bayar 300 yen per orang (Riku gratis). Hmmm foto-fotonya emang bagus-bagus. Pasti pakai lensa makro, tapi timing pemotretannya bagus. Masa bisa foto serangga sedang bertelur, atau kumbang kelapa sedang kencing. Kalau bukan profesional pasti tidak akan bisa deh. Ada satu foto yang aku suka, dan selalu suka. Pemandangan sebatang pohon walnut ditengah ladang. Entah kenapa aku suka sekali foto seperti itu dalam musim apa saja. Dalam musim dingin, pohonnya tidak berdaun, sehingga memancarkan kesepian dan kedinginan yang mencekam. Aku selalu suka pemandangan seperti itu. Sayang tidak ada postcard foto itu yang dia jual. Kalau ada pasti aku beli.
Keluar dari museum, riku menemukan serangga-serangga aneh. Afa semut dengan punggung berwarna merah, dan semacam serangga (terus terang kayak kecoak) tapi punggungnya mengkilap. Di halaman museum itu juga ada Gazebo...hmmm kalau musim semi atau gugur pasti enak banget istirahat di situ.
Dari museum masuk ke highway... macet..... perjalanan sampai rumah makan waktu 4 jam lebih. yang mustinya bisa 2 jam. kasian juga aku sama gen yang harus nyetir. jadi meskipun ngantuk aku tahan-tahan mata. Waktu mampir di Parking Area untuk istirahat, aku beli snack dan juga kangkung, satu ikatnya 150 yen, dan aku beli 2 ikat.
Riku bobo terus, bahkan sampai di rumah dia tidur terus....sampai pagi. Pasti kecapekan deh.
No comments:
Post a Comment