Wednesday, November 01, 2006

Pendaftaran Taman Kanak-kanak


Hari ini aku harus pergi ke TKK dekat rumah untuk mendaftar dan interview. Terasa deh susahnya jadi ibu. Dan ini akan berlangsung terus sampai Riku Universitas. Pagi jam 6 aku sudah bangun, dan membuat sandal slipper untuk riku. Aku memang lupa bahwa kita disuruh bawa slipper. Kalau untuk aku sih bisa beli (kebetulan aku baru saja buang semua slipper yang ada di rumah karena sudah butut) Tapi untuk riku ngga ada yang jual jam segini. Sambil bobo kemarin aku punya akal untuk buat aja sendiri dari slippernya hotel. Kan terbuat dari kain dan kertas yang agak tebal, sehingga mungkin masih bisa diakalin. Kalau dia hadashi, nanti akan kelihatan sekali. So jadi deh ...

Ok terus aku bangunin Riku. Kita musti ada di sana jam 8:30. Dan pasti harus antri. Kalau kita nomornya melewati batas diterima, maka kita bisa-bisa tidak diterima. Jangan sampai hal ini terjadi. Biasa, orang jepang kan paling suka antri sebelum waktunya. Liat aja tuh toko pachinko, buka jam 10 dari jam 9:30 udah banyak yang antri. Huh dasar...

Riku agak malas bangun, tapi aku bilang kita musti ke sekolah untuk riku. so please. Nanti sesudah itu makan sama-sama di restoran. Aku pikir kita keluar jam 8 aja, santai-santai menuju ke TK itu naik sepeda. Waktu mau pakaikan baju, sempat mikir juga. Pasti yang lain pakai jas. tapi riku ngga punya jas. So pakai aja lengan panjang dan celana panjang yang hitam. Aku juga ngga mau beli jas hanya untuk keperluan satu hari itu saja. Emangnya murah apa?

So, kita sampai di TK itu jam 8:15, dan kita dapat nomor urut 30. So bayangin didepan kita sudah ada minimum 29 orang x2 (ibu dan anak, ada juga yang bertiga dengan bapaknya... duh) Karena masih kepagian kita disuruh tunggu di kelas. Masuk kelas TK, lucu juga semuanya rendah dan kecil-kecil. Tapi yang menakutkan semuanya seragam. bantalan kursi, kantong makanan, kotak untuk alat tulis dan buku, semuanya diberi nama. Hmmm seragam semua. Ini lagi nih salah satu kebudayaan Jepang, ngga ada yang mau menonjol sendiri. But noway, aku adalah aku, aku akan usahakan yang aku bisa, tapi aku juga tidak mau sama seperti mereka jika aku anggap perlu.

Kita dipanggil menurut nomor untuk membayar dulu uang pendaftaran dan menerima badge nomor untuk interview. Karena Riku berumur 4 tahun masuk program 2 nen hoiku. hanya 2 tahun, sedangkan yang berumur 3 tahun masuk program 3 nen hoiku. 3 Tahun mereka di sekolah yang sama. Aku ingat bener dulu aku masuk TK umur 5 tahun jadi cuman 1 tahun di TK. Dan biasanya dulu begitu. Novi, adikku masuk dari umur 4 tahun, bosan dia di TK. Nah...gimana kalo 3 tahun? pasti bosan sekali ya. Ini aja Riku di hoikuen aja udah bosen. padahal kerjanya main terus.

Sambil tunggu giliran kita tunggu lagi di kelas. Kebetulan ada anak yang duduk di sebelah kita namanya Hayashi Riku dan dia juga program 2 th. Lalu aku senyum dan bilang wah namanya sama ya. nanti bisa satu kelas ya... Duh ibunya diam saja, sama sekali ngga ada senyum... Dan aku sadar dia anggap aku rivalnya. Bener deh semua ibu-ibu pasang muka seram. Berkelakuan baiiiik semua, anak-anaknya semua anteng-anteng pake jas, atau dress up deh pokoknya. Duh belum apa-apa udah kayak perang gini. Aku sih cuek aja, kalo sampai riku tidak keterima, ya udah. berarti emang nasib riku harus di hoikuen terus dan main sama mamanya di rumah. Pokoknya TK bukanlah kewajiban di jepang. Aku masih ingat ada guru TK yang tidak memasukkan anaknya ke TK dan bilang buat apa masukin ke TK...hihihi

Begitu nomor kita dipanggil. Riku dibawa masuk ke dalam kelas, lalu disuruh oleh gurunya untuk melompati lingkaran, lalu menepuk tamborin dan lompat, kemudian kembali ke tempat. Aku liat badan Riku yang terbesar diantara semua. Heheheh badan gede hati kecil... Kemudian setelah itu Riku keluar, dan masuk ke kelas interview dengan guru berdua aku. Pertama Riku ditanya soal warna. Waktu ditunjukkan riku bilang orange, heheh maunya si guru merah. Tapi emang bener riku sih soalnya warna vermilion, jadi merah keoranyean. Sesudah itu hijau dan kuning, riku bisa sebutkan tanpa salah. Lalu ditanya soal bentuk. segitiga...Riku bilang shiranai (tidak tahu... padahal dia sering bilang di rumah) lalu oleh gurunya diberitahu dan disuruh ulang. Kemudian bundar, ini dia bisa. lalu persegi , nah ini aku emang ngga pernah ajarin. Shikaku. Untung aja Riku misalnya tidak tahu dia bilang dengan suara yang keras ..shiranai. Jadi itu impress gurunya juga. Kemudian gurunya tanya aku, apa riku ada penyakit, sudah tidak pakai pampers dan apakah ada sodara di TK ini. Duh masa tanyanya kayak gitu yang udah ada di kertas semua. Sebel juga aku, jangan-jangan dia takut tanya yang susah dan aku ngga bisa jawab karena aku gaijin. Bener juga setelah selesai dia bilang, okasan pintar ya bahasa jepangnya. Bah.... (soal ini menjadi topik hangat sesudahnya dalam pembicaraan dengan hoshikawa san)

Kita disuruh kembali lagi setelah jam 13:30. Ceritanya sampai dengan jam 1 kalau ada yang gagal akan ditelepon ke rumah masing-masing. Riku bermain perosotan di taman TK itu sebentar lalu kita pulang. Tadinya mau aku ajak ke Royal Host, tapi waktu liat ada toko sushi dia minta beli sushi. Bagus juga sih, jadi bisa makan di rumah aja. Di rumah kita makan bersama dan nonton tv. Mau dibilang deg degan sih ngga juga, tapi tanggung kalo mau tidur lagi, padahal aku ngantuk sekali.

Jam 1 lewat ngga ada telepon, so berarti lulus, jadi aku siapkan dokumen untuk buat rekening bank untuk pembayaran uang sekolah. Sebelum ke TK aku bikin fotokopi dulu. Begitu sampai di sana..... adzubillah... semua ibu dan anak pakai baju rough, ada yang pake jeans, anak2nya juga. So semua sudah ganti baju dari yang jas (tadi pagi juga ibu-ibunya berjas) menjadi casual. Riku memang aku pakaikan baju yang rough karena aku tahu dia akan diukur untuk baju seragam. Jadi sedapat mungkin yang mengikuti badan. Sedangkan aku pakai baju yang sama dengan tadi, jas, seperti biasanya kalau aku ngajar. Dan cuman aku yang masih pake jas. Dan u know what.... anak-anak yang tadi kalem semua, berubah jadi monster, lari-lari sana sini dan teriak-teriak.... So itu adalah topeng semua.... KAMEN deshou (ini juga jadi topik yang seru dengan hoshikawa san) bah... jangan lah bertopeng kalian nihonjin. ari no mama de iin janai. Tampillah apa adanya. Inilah aku.... sampai kapanpun aku ya seperti ini. Kalau memang baik pasti disaat penting pun akan berkelakuan baik. Untung Riku tidak seperti anak kesetanan gitu hihihi.

Kita harus memesan baju seragam TK itu. Dan kalau mau pesan semua baju dan peralatan sekolah (sampai ke alat tulis yang seragam dengan lambang sekolah yang berupa sakura) semuanya seharga 40.000 yen. Ah buat aku mendokusai, repot musti buat sendiri atau beli sendiri lagi so aku pesan aaj semua. dan pilih ukuran untuk riku. Baju dia ukuran 120 cm. Sesudah pesan seragam itu, kita antri lagi untuk buka rekening bank yang ditunjuk oleh pihak sekolah. Hmmm ini dia lagi komplotan baru. sekolah menunjuk banknya sendiri sehingga kalau tidak punya rekening, kita harus buka rekening di bank itu. pinter juga marketingnya orang jepang. Mau ngga mau kan semua ortu buka di situ. Yah terpaksa deh, padahal aku malas buka baru lagi. Mana kartu ATM nya gabung dengan credit card juga. Dan untuk program dari bank itu, semua bisa pakai internet, jadi tidak ada lagi yang namanya buku tabungan. Nah kalau ini aku setuju karena buku tabungan akhirnya buang-buang kertas aja. Toh ngga dipakai bukunya.

Selesai buat rekening, kita pulang, dan di tangga turun aku menyapa gurunya untuk tanya apakah untuk perpanjangan kelas dari jam 2 sampai jam 5 musti ada pendaftaran sendiri. Tapi dia bilang nanti bulan Maret akan ada pertemuan lagi, jadi nanti di situ dibicarakan. Aku selain meminta perpanjangan kelas, juga mendaftar untuk makan bersama kyushoku, jadi makan siang disediakan pihak sekolah. Buat aku itu lebih baik dan buat riku itu lebih berimbang gizinya, meskipun rasanya mungkin kurang enak. Berkat kebaikan Ishii sensei, aku bisa pindah kelas ngajar di waseda dari hari Rabu ke hari senin. sehingga tidak masalah soal antar jemput. Yang masih harus diatur waktu ngajarnya adalah koi.

Waktu kita ke halaman sekolah, riku seperti biasa mau main perosotan. So aku antar dia, dan sambil menulis email ke a-chan memberitahukan hasil pendaftaran TK, aku mendengar seorang ibu berkata "babi guling". Lalu aku tanya , kenapa babi guling? Lalu dia jawab, ini anak saya... dia orang bali... wah... ketemu deh anak campuran disini, dan setelah ngobrol-ngobrol, tahu bahwa si Agus itu bapaknya orang Bali, ibu Jepang yang pernah 5 tahun tinggal di Bali, jadi dia bisa bicara bahasa Indonesia/ bali, sehingga si Agusnya juga lebih lancar bahasa sono daripada bahasa Jepang. Hmmmm aku sendiri sih tidka begitu senang akan penekanan anak campuran ハーフの子. emangnya dia cuman setengah heheheh. Dan melihat karakter ibunya sepertinya aku tidak begitu bisa akrab dengan dia.

Dari sini kita makan sore di Royal host, karena riku mau piknik katanya. Setelah makan pulang ke rumah. dan rasanya aku lega sekali karena satu tugas sebagai ibu sudah selesai. Emang Juken (proses pendaftaran ke sekolah termasuk bimbingan test) itu merupakan beban bagi para ibu. Dan aku harus menghadapi itu... semoga aku bisa deh.

No comments: