Wednesday, July 19, 2006

Long and Tyring and SAD day

Pagi-pagi kita berangkat jam 7:30 supaya bisa sampai di RS tempat papanya gen pemeriksaan prostat. Tapi jam 9 kita masih di tengah jalan. Juga aku dapat telepon dari otosan bahwa tidak usah ke RS karena malah jadi repot. Juga tidak usah ke RS okasan untuk tungguin operasi karena merepotkan. Duhhhhh, kesel aku denger gitu. Suamiku udah ambil libur khusus untuk orang tua...ehhh ditolak mentah-mentah gitu. Dasar aneh orang Jepang. Suatu kejadian yang tidak akan terjadi dalam keluarga orang Indonesia. Memang operasi okasan tidak berat. memasukkan balon ke jantung supaya pembuluh darah jantung yang tersumbat bisa diperlebar. Tapi namanya jantung ya pasti kuatir lah. Dan kita juga ngga mau dianggap anak ngga perhatian.

But, karena sudah dibilang begitu, apa boleh buat. Aku bilang gen, ganti haluan, kita langsung aja ke Obaasan ke oma yang ulang tahun, dan tunggu santai2 di rumah oma sampai dapat kabar ope nya berhasil. Toh kita libur, dan oma ultah. sempat terlintas di pikiranku tahun lalu kita ajak oma ke pantai. Tapi hari ini hujan terus....udara ngga enak untuk jalan-jalan.

Tapi karena kita belum sarapan, kita mau makan pagi dulu di family restoran. Cari-cari restoran yang buka kalo bisa jangan Royal Host karena ada di dekat rumah. Ngebayangin menunya aja udah muak. So begitu ketemu Saint Marc, toko roti dan restoran kita masuk ke situ. Tempat ini udah dekat rumah Oma. Aku seneng makan di sini karena kita bisa makan roti tambah sepuas-puasnya. Aku kan penggemar roti.

Kita pesan morning set, smabil aku ambil foto gen dan riku, aku kirim email ke okasan bahwa kita mengurungkan niat ke RS , sedang sarapan dan sesudah itu ke rumah oma. selesai makan, dalam mobil riku bilang, nanti aku bilang otanjobi omedetou ke oma ya. nyanyi happy birthday ya. Lalu aku ingat bagaimana kalau kita beli kue di Avril De Berg, di Tama Plaza baru ke oma. Kita beli kue kecil coklat , bahkan aku sempat bilang gen, apa minta lilin kecil 1 ya? Gen bilang ngga usah.

Dari situ kita ke Oma. Sampai jam 1:10. Gen telpon ke rumah Oma, tidak ada yang angkat, lalu gen telpon ke rumah tante di sebelahnya. tidak ada yg angkat juga. Tiba-tiba tante datang dengan payung, dan kemudian kembali ke dalam rumah untuk ambil kunci masuk ke tempat oma. Aku bilang sama ge, kamu masuk aja dulu, aku tunggu di mobil sama riku. karena riku masih tidur. Aku juga setengah tidur sih. Tapi aku langsung lari ke atas begitu aku dengar suara gen yang keras panggil oma.... "Obachama....". aku tersentak, dan tau bahwa oma sudah meninggal. aku lari ke atas aku liat gen di kamar mandi peluk oma. Gen bilang ...panggil ambulance. Aku masuk ke arah telepon , dan liat tante sudah telepon. so aku ambil handuk di atas tempat tidur oma. aku pasangkan handuk ke badan oma. Dam aku tahu oma sudah tidak ada. dingin, dan sebagian wajah terutama kuping sudah biru, Gen nangis terus. tapi aku bilang Gen sikkari. gen tanya, mana riku. Aku lari ke bawah dan liat riku sudah bangun. aku buka pintu sedikit sambil bilang riku tunggu jangan kemana2. Waktu aku mau ke atas, tante turun, untuk panggil om, dan bilang sebentar lagi ambulans datang. Toh aku ke atas. dan aku bilang gen, relakan. Aku dengar suara sirine, lalu lari ke bawah untuk guide petugas ambulans. Sambil aku temani petugas ambulans, kasih tau keadaan, aku lihat om sudah ada, dan riku tetap dalam mobil. Petugas ambulan tanya, aku siapa dan aku bilang cucu, nama oma, keadaannya, lalu temanin mrk ke atas. memang oma sudah tidak tertolong, tapi sebagai prosedur mereka masih pakai alat penghentak jantung. Sementara itu tante ambil kartu asuransi dan pakaian, aku dan gen ke bawah, melihat oma dimasukkan dalam ambulans. Hanya 1 orang yang bisa masuk mobil ambulans, tadinya aku mau suruh gen, tapi gen tidak tau ttg penyakit oma, so lebih baik tante. Aku sempat ingatkan tante utk bawa handphone spy mudah berkomunikasi. Dan ambulans pergi.....

Bagai mimpi kejadiannya, lalu kita termasuk riku menunggu di rumah bersama om, kabar dari rumah sakit. Gen bengong terus dan basah bajunya. Pinjam baju dr om, ganti baju. Gen juga nangis terus. Shock bagi gen karena dia yang menemukan pertama kali. Aku langsung tanya prosedur pemakaman. karena ada hari2 tidak boleh mengadakan pemakaman dalam kalender jepang. Hari tomobiki tidak boleh karena artinya menarik teman. kalau diadakan bisa ada yang ikut meninggal...itu menurut mereka.

So sesudah itu aku telpon tini, minta ganti rekaman, dan telpon univ untuk hari jumat, batalkan kuliah buat pengumuman dsb. sementara gen juga telpon kantor minta libur hari kamis besok. Sementara itu kita juga tunggu kabar operasi okasan bagaimana hasilnya. Suatu masalah besar bagaimana memberitahukan okasaan bahwa ibunya sudah meninggal. karena jantung.....

sembari kita juga tunggu ryoko san datang naik shinkansen dari sendai. Ryoko sana dalah orang yang pertama aku telpon begitu aku tahu oma sudah tidak ada. bahkan sebelum ambulans datang. bener-bener aku bisa merasakan kedekatan dengan ryoko san di saat seperti ini. Begitu cepat tanggap...boleh dikatakan hampir mirip dengan aku. You are really a good sister, ryoko. Dia bahkan tidak lupa membelikan kita makanan karena memang kita semua belum makan siang.

Begitu dapat berita bhwa operasi ibunya gen berhasil, kita hubungi papanya gen untuk kasih tau berita sedih ini dan sambil tanya ke dokter apakah bisa kasih tau ke mamanya gen. Jam 7 malam, papa gen datang dan kasih tau bhw mama gen sudah tau dan bisa menerima keadaan. hhhhhhhh capek. menunggu kepastian dari kepolisian, dari perusahaan pemakaman, kuil budha dsb. Akhirnya kita dan ryoko beserta papnya gen pergi cari makan malam. Kita mau pergi ke restoran family tapi karena tidak ada parkir, ke restoran mie jepang, tempat yang pernah kita kunjungi bersama obaasan juga.

Sementara kita makan, dapat email bhw kita bisa ke tempat upacara pemakaman namanya saijo.... utnuk melihat oma dan membakar dupa. Kita ke sana dan menurut ryoko, kita dipesankan kalau bisa memberi make up wajah oma. sebagai cucu, kita , gen, aku, riku dan dan ryoko berempat membakar dupa, dan berbicara dengan oma untuk yang terakhir. Gen nangis terus, ryoko juga, tentu saja aku juga. Cuma aku bicara agak keras spy didengar ryoko dan gen, bahwa kita sangat senang bisa makan bersama hari minggu lalu. Dan spy obaasan bahagia bersama opa di sana. Sambil aku juga memberi lipstik di bibir oma, juga bedak. Sungguh lain mukanya jika dihias. Sebagai hadiah ulang tahun taku dan ryoko mengirimkan bunga, dan itu ditaruh di atas kepala oma. Sungguh sedih membaca pesan yang tertulis....selamat ulang tahun yang ke 90.

Untung kita semua sudah berusaha membuat oma senang selama hidupnya. Bahkan sempat bertemu lengkap hari minggu yang lalu. Ada kenangan manis yang melekat dalam keluarga kami bersama oma. Semoga oma tenang beristirahat di samping opa. RIP

Sesudah mengantar ryoko pulang ke rumah ortunya, kita pulang ke rumah. Dalam perjalanan pulang aku terbangun menemani gen yang tentu saja sambil menyetir terkadang menangis. Dia bilang dia tidak bisa melupakan keadaan wkt dia menemukan oma... tentu saja, dan dia tidak bisa ceritakan itu kepada siapapun. Rencananya gen besok mau kerja, meskipun sudah dapat ijin libur. Hari ini capek minta ampun, tapi kita baru bisa tertidur sekitar jam 2 pagi.Aku juga tidak tahan untuk mencari berita untuk rekaman.

No comments: